Cerpen : Cinta Joni Tak Tersampaikan

Bookmark and Share

Pagi itu gremicik air sungai terdengar samar samar dari telinga kiri Joni, joni yang sedang asyik asyiknya tidur itu harus segera bangun untuk membuka kedua kelompak matanya, ia harus bergegas mengantarkan lemper buatanya keliling kampung dengan sepeda onta tuanya itu.
Joni adalah seorang pemuda miskin yang sedang mengadu nasib dengan berjualan lemper di kota Pekalongan ini, walaupun begitu joni adalah sosok seorang yang baik hati dan tidak sombong, ia menyadari bahwa ia berasal dari keluarga miskin untuk itu ia dituntut untuk berkerja dan dapat hidup mandiri.

***

Waktu itu tepatnya pukul enam pagi, joni mengambil sepeda ontanya dan bergegas berangkat memasarkan lempernya yang sudah ia buat tadi malam itu. Dengan jiwa yang penuh semangat, joni pun membunyikan terompet khasnya itu keliling kampung. Tak lama kemudian terdengarlah suara dari telinga kanan joni

“jon,beli lempernya 10 buah” teriak pelanggan joni.

 tak memperlama waktu, joni langsung datang menghampiri kesumber suara itu dan ia langsung menyiapkan 10 buah lemper yang beraneka rasanya.  Joni memang sudah di progam untuk tampil cekatan,tangannya pun sudah trampil dalam mengemas lemper kedalam wadah lemper buatannya itu sehingga tak sedikit pula yang menggemari lemper joni. Joni pun melanjutkan mengayuh sepeda ontanya sebelum matahari tepat berada diatas ubun ubunnya. Hari ini memang hari keberuntungan joni, sebelum matahari berada diatas ubun ubunnya,tumpukan lemper dibelakang keranjang sepeda joni sudah habis duluan

“Syukurlah hari ini lemper sudah habis banyak” ujar Joni.

Joni pun duduk disebuah gubuk sawah pinggir desa dan menghitung jumlah penghasilannya pada hari itu.
Jarum jam telah menunjuk angka duabelas, itu pertanda waktu joni untuk berkeliling sudah habis dan ia harus pulang untuk pergi berbelanja kepasar membeli berbagai keperluan yang dibutuhkan besok. Sesampainya  dirumah, ia memakirkan sepeda ontanya didekat kontrakan yang disewanya itu, ia pergi ke dapur mengambil sebuah gelas dan menuangkan air putih kedalam gelas itu lalu meminumnya untuk menghilangkan rasa dahagan, joni pun langsung pergi kepasar dengan sepeda onta tuanya yang menemani kegiatan rutin joni selama bertahun tahun.
Jalanan pada hari itu agak sepi karena hari mulai memanas, di jalanan sepi itu tepatnya dipinggir sawah joni mendengar sebuah kalimat yang terucap dari seorang perempuan

 “Tolooong,,,” teriak suara perempuan.

 Telinga joni sungguh sensitif, dengan rasa penasaran ia mengayuh sepedanya menuju sumber suara yang ia tangkap itu. Tak lama kemudian tampaklah seorang wanita dan dua orang lelaki yang sedang ingin merampok wanita itu. Joni pun datang dan berusaha menolong wanita itu.

 “Heii!! Jangan!” teriak Joni,

 “Halah nggak usah ribut!,,berani macam macam nanti ku sikat juga kau!”balas rampok itu kepada joni dengan menodongkan tangannya.

 Joni pun mulai bingung ketika perampok itu sedang mencoba mengambil tas wanita itu.

 “Heii! Apa maumu,,!?”,ujar joni sambil memegang tangan perampok yang sedang menyeret nyeret tas wanita itu.

 Kemudian kedua perampok itu mengalihkan perhatiannya kepada joni dan seketika

“buuuuuek!” hidung joni bercucuran darah akibat pukulan perampok itu.

Dan dari belakang joni,teman perampok itu pun juga melayangkan pukulan kesamping joni dan seketika juga

 “Dieek!!..Gubraaak!” Joni pun jatuh terkapar ketanah,namun joni tetap tidak mau membalas perbuatan perampok, ia sangat tidak menyukai kekerasan.

Mata joni pun riyup riyup dan kedua perampok itupun melarikan diri ketika mengetahui joni tak sadarkan diri.

***

Samar samar joni membuka matanya, balutan perban sudah menempel dikepalanya dan sebuah selang infus pun mengantung dihadapannya, kemudian tampaklah seorang wanita cantik berkulit putih,bermata sayu,berbibir tipis,dan wajah yang manis sedang duduk menatap joni. Seketika itupun ingatan joni pulih, ia ingat apa yang ia alami waktu itu. Wanita itu adalah orang yang ia tolong ketika dirampok oleh dua orang tak dikenal.
Tak lama kemudian tersenyumlah wanita itu kepada joni,bibirnya yang indah menipis dan matanya semakin sayu,sungguh manis senyuman wanita itu. Joni pun membalasnya dengan senyuman walaupun kadang nampak kesakitan karena menggerakan mulutnya yang memar akibat pukulan perampok tadi.

 “Mas kalau masih sakit istirahat saja dulu, saya sangat berterimakasih dengan mas karena mas sudah menolong saya tadi siang di jalan dekat sawah”ucap wanita itu dengan lirih,

”Oh iya mbak ini sudah agak mendingan,tidak apa apa kok"..jawab joni,

”pokoknya urusan administrasi biar saya yang nanggung, mas nggak usah khawatir..”kata wanita itu,

”oh terimakasih banyak mbak..”balas joni,

“justru saya yang harus berterimakasih kepada mas,kok malah masnya berterimakasih kepada saya..”jawab wanita itu,

”sama saja mbak,saya juga berterimaksih.. Oh iya sekarang pukul berapa ya?” tanya joni,

 “sekarang masih pukul lima sore mas..masnya istirahat dulu,saya mau pulang dulu mau mandi..”kata wanita itu..

’OH.. iya iya iya silahkan” jawab Joni,

dan joni pun menutupkan matanya untuk sejenak. Wanita itu segera bergegas pulang dan menitipkan joni kepada suster untuk menjaganya dan wanita itu juga meninggalkan kartu nama kepada joni.

 “oh ternyata namanya Yulia..” batin joni dalam hati ketika membaca kartu nama itu.

Sesampainya dirumah, Yuliapun segera masuk kekamar dan langsung menuju kekamar mandi tanpa mengucapkan permisi pada seisi rumah, ia terlalu bosan mendengar keributan pertengkaran Ayah dan Ibunya itu.

***

Keluarga Yulia memang boleh dikatakan serba berkecukupan bagaimana tidak? Ayah dan Ibunya bekerja di kantornya masing masing. Saham yang dimiliki Ayahnya pun ada dimana mana. Ibunya Yulia pun juga memiliki perusahaan yang bisa dibilang cukup subur dan besar.
Sejak kecil Yulia diasuh oleh bibi Surti seorang pembantu yang setia kepada keluarganya Yulia sejak Ibunya yulia masih kecil dan kini Ayah dan Ibunya Yulia sering bertengkar walau kadang disebabkan oleh hanya masalah sepele. Boleh juga dikatakan bahwa keluarga Yulia adalah keluarga broken home. Walaupun berasal dari keluarga yang broken home namun kelakuan yulia tidak nampak seperti kelakuan orang yang broken home pada umumnya, ia berpendapat bahwa apapun yang kita lakukan pasti imbasnya pada diri kita sendiri. Maka dari itu yulia selalu menjaga imagenya dalam masyarakat untuk menghindari stigma negatif pada dirinya.

***

Waktu menunjukan pukul enam sore dan yulia pun selesai dari permandiannya menuju kamar indahnya untuk berdandan agar tetap tampil cantik. Di dalam kamarnya selalu tertempel sebuah cermin besar di dinding kamarnya. Sepanjang hidupnya ia menganggap cermin adalah duplikat dirinya yang akan selalu mendengar curhatnya, ia juga sering kali curhat sendiri dihadapan cermin kesayangannya itu. Yulia pun mulai menceritakan kejadian tadi siang kepada cermin kesayangannya itu.

“Uh kamu tau nggak sih, kalau tadi siang itu aku hampir saja dirampok??.. tapi untungnya ada cowok ganteng yang nolongin aku,syukurlahh.. Namanya itu joni. Ya namanya itu joni je-o-en-i, denger denger sih dia tukang lemper, tapi hatinya mulia banget. Aku mengenalnya semenjak aku mengantar sepeda ontanya ke rumah kontrakannya dan pada saat itu tetangganya cerita padaku,, ehmm seneng banget hari ini.. tapii kok aku jadi ngomongin joni ya? Anehh.. dah ah aku mau kerumah sakit bagaimanapun aku masih berhutang budi sama joni” curhat yulia kepada cerminnya itu,

Pada saat yulia keluar dari kamarnya tiba tiba terdengar suara

“Pyarrr” suara seperti piring pecah,

Suara seperti piring pecah terdengar di ruang tamu, dan ternyata Ibunya sedang terlibat adu mulut dengan Ayahnya yang baru ribut di mobil. Yulia pun langsung menyelonong keluar dengan membawa helm,rupanya ia akan pergi kerumah sakit dengan sepeda motor maticnya yang menawan itu. Dengan penuh rasa kesal, yulia mengendarai sepeda motor dengan sangat cepat dan kurang kontrol, namun untunglah musibah tidak datang padanya sehinggan ia sampai kerumah sakit dengan aman.
Yulia masuk keruangan joni, di ruangan itu sudah tampak joni duduk dengan santainya sambil memakan buah buahan dan tersenyum kepadanya

“Lho.. udah sembuh mas jon?” tanya yulia,,

“iya.. sudah mendingan ini mbak, kok mbak bisa tau nama saya?” tanya joni,,

“ya tau donk, siapa dulu?? Yuuliiaaa,hehe”jawab yulia dengan candaan,,

“ahh, bisa aja nih mbak yul” sahut joni,,

“enak aja emangnya aku tuyul??” kata yulia,,

Meskipun mereka baru bertemu namun mereka sudah saling nampak kenal. Itulah mereka dengan dua latar belakang masing masing yang berbeda.
Joni pun mulai nampak sehat dan dapat tersenyum kembali dan ia pun ingin beranjak keluar dari rumah sakit karena ruangan itu terlalu membosankan untuk seorang joni yang biasa keliling kampung setiap harinya.

“wah.. rasanya bosan disini terus, kayak orang lumpuh aja” ujar joni,,

“yaudah kalau sudah sehat ayuk keluar nyari nasi megono, aku yang traktir” ajak yulia,,

“ayokk, bosen disini, sekalian mau pulang kerumah” jawab joni,,

Mereka berduapun keluar dari rumah sakit mencari nasi goreng kaki lima di sekitar rumah sakit.

***

Langit nampak senja, matahari sudah tengelam dan langit mulai mengitam, awan mendungpun dengan mudahnya menyusup kedalam kegelapan langit pada waktu itu. Yulia dan joni pun tampak kebingungan menyusuri ramainya jalanan raya di pekalongan waktu itu, suasana lampu jalan yang remang membalut mereka dalam kedinginan, sesekali duakali angin malam menghembuskan rambut yulia yang indah nan lembut itu, nampak beberapa helai rambut menggaris dari bawah dagu ke bulu mata, senyumnya yang manis itu mampu menyinari hati joni yang seperti lampu jalanan remang pada saat itu.
Begitupula yang terjadi pada hati yulia, hangatnya terang lampu malam pada saat itu tak sehangat berada di samping joni, meskipun joni seorang tukang lemper namun ia orang yang kreatif, ia berbeda dari tukang lemper lainya dan dia juga cukup ganteng dimata wanita, badanya jakung membungkuk,wajahnya manis penuh dengan senyuman yang mampu menghaluskan hati yulia yang seperti kondisi aspal jalanan pada saat itu. Keduanya bagaikan lampu dan jalan yang saling melengkapi diwaktu kegelapan menyelimuti mereka.
Setelah beberapa menit lamanya, tampak sebuah warung megono diujung pojok jalan itu, orang orang biasa menyebutnya warung sego megono

“eh,coba kamu liat nggak warung yang dipojok itu?”tanya joni,,

“iya mas.. aku liat, tapi itu warung sego megono bukan ya?” ujar yulia,,

“coba aja kita kesana, dari pada dari tadi nyari nggak ketemu ketemu??” kata joni,,

“oke deh,, let’s go mas..” ajak yulia,,

Merekapun berjalan menyusuri menuju warungitu dan tak lebih dari limabelas menit mereka pun sampai kewarung itu,sepasang kakek tua dan nenek tua itu pun menyambut kedatangan yulia dan joni dengan bahasa jawa yang sopan bagi mereka di warung sego megono yang sepi ditelan kegelapan remang waktu itu

“monggo, pinarak mas mbak” sambut kakek tua penjaga warung itu,,

“nggih pak matur suwun” balas joni dengan sopan juga,,

Yulia pun semakin terkesima dengan kesopanan joni,walaupun joni tinggal sendiri di rumah kontrakannya itu tapi ia masih mempertahankan nilai etika berbudaya.

“Teh anget napa ndung?” sambut nenek tua,,

“nggih mbah, Teh anget kalih.. sekul kalih” balas yulia yang tak mau kalah berbahasa dengan joni,,

Malam merekapun ditemani dengan segelas teh hangat sebagai penawar dinginya angin malam waktu itu. Mereka mengobrol,bercanda,bergurau seperti seolah olah mereka ini sudah menjalin hubungan yang sangat dekat.
Isi teh dalam gelas sudah habis dan sego megono telah mengganjal perut mereka dari ganasnya asam lambung,merekapun segera membayar dan pulang.

“mbah iki kabeh sedaya pinten?” tanya yulia,,

“sepuluhewu nduk..”jawab nenek tua penjaga warung itu,,

“iki mbah artonipun pas, kulo dak wangsul riyen,monggo mbah” jawab yulia,,

“monggo mbah..” sahut joni sambil keluar warung,,

“nggih nggih monggo” jawab pasangan kakek nenek itu bersamaan

Yulia menengok jam tangannya yang tertutup switer abu abunya itu

“wah masih jam tuju tapi kok gelap banget ya?”ujar yulia sambil heran

“waahh, ini siiihh mendung, lihat deh sudah mulai gerimis” jawab joni sambil mengulurkan tangannya kedepan mengambil tetesan gerimis malam itu,,

Gerimis mulai datang dan jalanan pun mulai sepi,tak banyak orang orang keluar pada waktu hujan malam itu,tiba tiba terhujan semakin deras, mereka berdua pun singgah di  depan teras toko untuk sementara menunggu hujan reda. Joni yang baru sembuh dari luka lukanya itu nampak sangat kedinginan sekali malam itu, badannya bergetar dan menggigil, yulia pun tak tega melihat joni kedinginan seperti itu. Dicopotnya switer abu abunya dan ia tumpangkan kebadan joni menunggu sampai hujan reda.
Seusai peristiwa hujan itu reda yulia pun langsung mengantar joni dengan sepeda motor maticnya yang tampak menawan itu ke rumah joni.

***

“Kukuruyuuuuk”....

Suara ayam berkokok di pagi hari itu membangunkan joni dari tidurnya yang lelap itu. Bau wangi masakan pun tercium dari hidung joni dan ternyata yulia sudah berada di ruang makan rumah joni.

“yuliaaa??..kok pagi pagi sudah ada disini?”tanya joni dengan heran,,

“iya donkk,kan masakin makanan buat kamuu”jawab yulia dengan penuh murah senyum,,

“wahh. Terimakasih sekali ini yull”ucap joni senang,,

“tapi hari ini aku mau keliling memasarkan lemper buatanku ini yull” terang joni,,

“wahh ,, aku boleh ikut nggak?”pinta yulia,,

“ayuk kalo mau” ajak joni,,

Semenjak itu joni dan yulia pun terjadi hubungan kedekatan, setiap hari mereka bersama sama memasarkan lemper buatannya joni itu ke masyarakat pekalongan sekitar.

***

Lambat laun sampah yang ditimbun akan tercium juga baunya, baju yang wangi juga akan pudar kewangiannya begitu pula yulia dan joni, tumbuhlah benih benih cinta di antara mereka, yulia mulai menyukai joni dan begitu pula sebaliknya. Pepatah jawa mengatakan witing tresno jalaran saka kulino timbulnya cinta karena adanya sebuah rutinitas dan hal tersebut berjalan pada mereka berdua yaitu yulia dan joni.
Namun apa daya joni seorang pria yang berasal dari keluarga miskin sedangkan yulia berasal dari keluarga yang boleh dikatakan berkecukupan, keduanya berasal dari dua latar belakang yang berbeda seratus delapan puluh derajat jika dipandang dari sisi ekonomi. Makalah itu joni belum berani menyampaikan isi hatinya kepada yulia, begitupun yulia,dia adalah seorang wanita,bagaimana bisa seorang wanita memilih pria lebih dahulu?
Setelah mereka menjalani hubungan yang seperti itu, sampailah kabar kedekatan mereka kepada Ayah yulia, tentu saja Ayah yulia tidak senang atas kedekatan anaknya itu dengan seorang pria tukang lemper. Seringkali sekarang Ayahnya mengawasi yulia supaya tidak bergaul dengan si tukang lemper itu.


“yulia!! Kamu habis dari mana?” tanya Ayah yulia setelah melihat anaknya baru pulang,,

“pergi yah, emang kenapa ayah nanya seperti itu?”jawab yulia dengan heran,,

“dengar kata kata ayah nak! Kamu tahu kalo ayahmu ini orang kaya? Ayahmu ini punya saham dimana mana dan ibu kamu juga memiliki perusahan yang besar” terang Ayah yulia dengan nada marah,,

“kenapa ayah membicarakan seperti itu?” tanya yulia dengan kesal,,

“dasar anak bodoh! Ayah tidak ingin kamu bergaul menjalin cinta dengan si tukang lemper gembel itu!”sentak Ayahnya,,

“terserah ayah mau apa, ayah memang tidak pernah pedulli dengan yulia!” balas yulia sambil menangis,,

***

Mendengar semua itu,badan joni menjadi lemas. Joni berputus asa. Sudah dua hari dia tidak bertemu dengan yulia. Pagi itu dia tidak bersemangat,mungkin baru pertama kalinya joni kehilangan semangatnya, kemudia ia bergegas mengayuh sepeda untanya untuk memasarkan lemper buatannya. Ditengah jalan, joni sering melamun. Dia jadi tak konsen,joni terus memikirkan yulia. Sampai pada saat sekitar limabelas menit setelah perjalanan joni dari rumahnya tiba tiba dikiri jalan ada sebuah mobil dengan kecepatan 100km/jam ada dikiri jalan, joni yang hendak menyebrangi jalan pikirannya tidak konsentrasi, ia melintas di jalan itu dan

“Daaaaaaaarrrr”

Tabrakan tidak bisa dihindarkan, lemper joni berserakan dijalanan, sepeda untanya ringsek tak berbentuk dan joni pun wafat. Dengan kebetulan pada saat itu yulia yang sedang melintas pada jalan tersebut melihat keramaian dan melihat joni sudah wafat berlumuran darah disekujur tubuhnya dan air mata yulia tak berhenti keluar saat memeluk jasad joni.
[ SEKIAN ]

{ 18 komentar... Views All / Kirimkan Komentar! }

ELMUD Reply mengatakan...

Mantap..terus berkarya fren

Salim Reply mengatakan...

Ditunggu sambungannya ...

Anonim Reply mengatakan...

Cerpen : Cinta Joni Tak Tersampaikan Bag.1

Cool karangan sendiri :)

>>> Ichwan HAUSGAME Reply mengatakan...

wah keren ni ceritanya

pasar herbal Reply mengatakan...

ceritanya bikin penasaran...jangan lama2 ya smbungannya...ditunggu..

Ary_Putra Reply mengatakan...

Ceritanya menarik gan. koleksi yg lain yg lebih seru adalagi gan..
Terimakasih untuk Infonya , Blog nya Luaaarr Biasa sangat berarti dan berguna bagi saya. Hmm . . . Thanks ya sob, saya harap anda bisa mampir ke Blog Saya
MOTIVASI & INSPIRASI 100%
PAKET PERAWATAN KECANTIKAN ONLINE
Mengapa Tuhan Memberi Kita Masalah?
Bagus buat renungan (Baca saja klo ingin tahu)
Nih cewek atau cowok wajib baca gan !!
Perjalanan Hidup Manusia
Merencanakan Ekonomi cara Robert T. Kiyosaki
Kalo mau kaya, jangan pintar pintar
Tips sukses Bob Sadino- WARNING= SANGAT PROVOKATIF

TERIMA KASIH

Bento Barker Reply mengatakan...

asah terus bakatmu kawan

narenciel Reply mengatakan...

lanjutkan berposting cerpen sob,, ane jg mauu heheheh

Spenza-Sumpiuh Reply mengatakan...

keren nih cerpen nya

Schiffer 173 Reply mengatakan...

nice post sob,, ^_^

keluarga ale Reply mengatakan...

wew,, keren gan cerpenya

Wawan Darmawan Reply mengatakan...

nice post....^_^

Salim Reply mengatakan...

Bagus sobat !!!

SANG PEMBELAJAR Reply mengatakan...

Sedih ceritanya...
menyentuh hati,
wkwkwkwk

Wawan Darmawan Reply mengatakan...

hehe....
menyentuh di hati...

Obat Keputihan Reply mengatakan...

postingan yang bagus...

Nanda Reply mengatakan...

kasian si joni.. keren gan cerpennya :')

Black Angel Syndicate Reply mengatakan...

wah cerpennya mantab sob :)
Absen malam :D

Posting Komentar

Silahkan berkomentar.Bergabung dengan Ngiseng Community